Ujian Akhir Nasional = Ujian Ajang Nyontek

April ini, bisa dibilang sebagai musim ujian untuk siswa seluruh Indonesia baik itu SD, SMP ataupun SMA/SMK. Saya sebagai seorang pelajar yang juga mengikuti ujian nasional masih merasa sangat was-was akan hasil ujian yang akan diumumkan pada bulan Juni minggu ke-2 mendatang. Harapan saya, kami se-kelas bisa lulus dengan nilai yang baik. Sebenarnya pengawasan tidak terlalu ketat, seperti masa try out (baca: ujian penjajakan). Padahal seharusnya pengawasan lebih diperketat karena ujian tersebut adalah ujian nasional bukan lagi try out.

Sebagian besar siswa, termasuk saya tidak pernah menolak untuk mendapatkan jawaban ujian sebelum soal ujian nasional dibagikan. Kita sebagai siswa, jujur merasa sangat terbantu jika mendapatkan bocoran jawaban UAN tersebut. Di beberapa sekolah, tidak termasuk sekolah saya, mendapatkan bocoran jawaban dari TIM SUKSES UAN di sekolah yang tidak ingin membuat siswanya menjadi insan yang luar biasa.


Berbagai media berita, mengabarkan kebocoran soal UAN terjadi di berbagai wilayah Indonesia. Para pelajar harus rela dan berikhlas hati mengerjakan ujian nasional dengan pengawasan dari polisi. Serem banget, tidak terbayangkan mengerjakan ujian didampingi polisi karena palajar di sekolah tersebut ketahuan mencontek melalui sms. Ada juga pelajar yang rela membayar hingga 6 juta hanya untuk mendapatkan jawaban UAN hari itu, yang notabene belum tentu betul.


Hal seperti yang dilakukan oleh kebanyakan pelajar pada umumnya adalah tindakan negative yang sebenarnya tidak patut ditiru. Saya menuliskan hal buruk tersebut di blog ini bukan untuk mengajarkan hal yang umumnya pelajar lakukan. Tujuan saya menuliskan ini, supaya banyak pelajar khususnya dan kalangan umum menyadari bahwa system pendidikan di Indonesia ini semakin miskin moral dan bobrok.

Pemerintah yang membuat rata-rata nilai UAN semakin tinggi, hanya akan membuat maraknya Ujian Akhir Nasional sebagai Ujian Ajang Nyontek yang dilakukan berjamaah. Harap itu bisa dijadikan koreksi bagi semua pihak. Tidak adil bila pembelajaran selama 3 tahun hanya ditentukan oleh beberapa hari saja. System pendidikan memang harus terus ditingkatkan, tapi alangkah lebih baik lagi bila pembenahan moral bangsa dilakukan terlebih dahulu.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Happy Birthday Achir, Neo dan Nico

Bersiap untuk Kelas Inspirasi Semarang #2

Tantangan untuk Diri Sendiri